Menyimak Analisis Hukum Tajwid Surat Ali Imran Ayat 159

Belajar mengenai analisis hukum tajwid dari Al-Quran Surat Ali Imran ayat 159 memang tidak boleh kita tinggalkan. Aktivitas membaca hasil kajian analisis tajwid sudah termasuk proses belajar yang bagus. Hasilnya akan segera kita rasakan. Khususnya ketika kita membaca ayat tersebut.

Langsung saja teman-teman semua. Kita ulas analisa hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 159 di blog ini. Kami sebagai admin memang sudah beberapa bulan tidak update artikel. Kami mohon maaf atas ketidak nyamanan ini. Bukan karena malas menulis dan menuangkan ide atau gagasan. Namun dikarenakan begitu sibuknya aktivitas dari pekerjaan dan harian.

Alhamdulillah, kami akan mulai menulis lagi. Mudah-mudahan ke depan kami pun selalu diberi kemudahan untuk menulis di blog. Selamat menyimak analisa tajwidnya teman-teman.

hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 159

Setelah teman-teman menyimak ayatnya di atas, silakan membaca penjelasannya di bawah ini.
Nomor 1 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 2 menunjukkan idgham bighunnah karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu huruf mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat. Meski ada pula yang berpendapat bahwa cara menahannnya cukup 2 harakat.
Nomor 3 menunjukkan ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
Nomor 4 menunjukkan idzhar sebab huruf zha berharakat fathah tanwin bertemu huruf ghain. Dibaca jelas, tidak berdengung sama sekali.
Nomor 5 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf dad berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan mad layin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ha’ berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 7 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf wau. Dibaca jelas tidak dan tidak berdengung sama sekali.
Nomor 8 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf syin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 9 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf fa. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 10 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ra. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 11 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 12 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ta. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 13 menunjukkan tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
Nomor 14 menunjukkan ghunah cara membacanya masuk dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
Nomor 15 menunjukkan tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
Nomor 16 menunjukkan mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.

Setelah membaca analisis dan juga penjelasannya. Maka kita akan semakin paham tentang hukum tajwidnya.

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *