Menyimak Hukum Tajwid Surat Ali-Imran ayat 190 dan 191

Siap untuk belajar menjadi lebih baik. Itu sebuah pernyataan yang mulia bagi kita semua. Tiap orang ingin lebih baik dalam hidupnya. Apa pun bidang kehidupan itu. Entah itu sebuah kondisi keuangan, kesehatan, nama baik, dan lain sebagainnya. Ilmu agama pun ingin bertambah baik. Tidak terkecuali pada kemampuan menganalisis hukum tajwid sebuah ayat Al-Quran.

Tidak terkecuali juga pada kemampuan hukum tajwid Surat Ali-Imran ayat 190-191. Mengenai ilmu tajwid ini berkait langsung kepada bagaimana cara membaca ayat Al-Quran secara tartil atau tepat. Siapa saja seorang muslim yang ingin membaca ayat-ayat suci Al-Quran maka mestilah memahami ilmu tajwid.

Teman-teman yang berbahagia. Pada siang menjelang sore hari ini kami mau berbagi sedikit terkait hukum tajwid. Khususnya pada ayat 190 dan 191 ini. Mari kita langsung menyimaknya.

Keterangan lengkapnya:
Nomor 1 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Sedangkan tentang cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 2 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat fathah tegak. Mengenai tata cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 3 menunjukkan mad lin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Panjang 2 harakat dalam membacanya.
Nomor 4 menunjukkan alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah nun. Dibaca idgham (masuk ke huruf nun).
Nomor 5 menunjukkan mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan qalqalah kubra karena huruf qalqalah qaf diwaqaf. Mengenai membacanya dipantulkan lebih tebal.
Nomor 7 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu huruf bersukun, waqaf, dan tasydid. Juga tidak bertemu huruf hamzah. Lalu untuk cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 8 menunjukkan tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah berharakat fathah. Cara membacanya secara tebal.
Nomor 9 menunjukkan idgham bighunnah karena huruf mim berharakat fathah tanwin bertemu huruf wau. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
Nomor 10 menunjukkan idgham bighunnah karena huruf dal berharakat fathah tanwin kemudian bertemu huruf wau. Cara membacanya masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat
Nomor 11 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf nun berharakat dhammah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Mengenai membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 12 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat dhammah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 13 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu huruf yang diwaqaf, hamzah, sukun, dan tasydid. Sedangkan tentang cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 14 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 15 menunjukkan qalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf disukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
Nomor 16 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 17 menunjukkan qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba disukun dan posisinya di tengah kalimat. Terkait cara membacanya dipantulkan secara ringan.
Nomor 18 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, huruf yang waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 19 menunjukkan mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.

Demikian lah analisa hukum tajwid dari Surat Ali Imran ayat 190 dan 191. Bila sudah membaca analisisnya maka kita akan menjadi semakin paham. Kita akan menjadi orang yang siap untuk membaca ayat tersebut secara tartil. Inilah yang kita perlukan ketika hendak membaca ayat Al-Quran.

Menyimak Analisis Hukum Tajwid Surat Ali Imran Ayat 159

Belajar mengenai analisis hukum tajwid dari Al-Quran Surat Ali Imran ayat 159 memang tidak boleh kita tinggalkan. Aktivitas membaca hasil kajian analisis tajwid sudah termasuk proses belajar yang bagus. Hasilnya akan segera kita rasakan. Khususnya ketika kita membaca ayat tersebut.

Langsung saja teman-teman semua. Kita ulas analisa hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 159 di blog ini. Kami sebagai admin memang sudah beberapa bulan tidak update artikel. Kami mohon maaf atas ketidak nyamanan ini. Bukan karena malas menulis dan menuangkan ide atau gagasan. Namun dikarenakan begitu sibuknya aktivitas dari pekerjaan dan harian.

Alhamdulillah, kami akan mulai menulis lagi. Mudah-mudahan ke depan kami pun selalu diberi kemudahan untuk menulis di blog. Selamat menyimak analisa tajwidnya teman-teman.

hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 159

Setelah teman-teman menyimak ayatnya di atas, silakan membaca penjelasannya di bawah ini.
Nomor 1 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 2 menunjukkan idgham bighunnah karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu huruf mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat. Meski ada pula yang berpendapat bahwa cara menahannnya cukup 2 harakat.
Nomor 3 menunjukkan ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
Nomor 4 menunjukkan idzhar sebab huruf zha berharakat fathah tanwin bertemu huruf ghain. Dibaca jelas, tidak berdengung sama sekali.
Nomor 5 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf dad berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan mad layin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ha’ berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 7 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf wau. Dibaca jelas tidak dan tidak berdengung sama sekali.
Nomor 8 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf syin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 9 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf fa. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 10 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ra. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 11 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 12 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ta. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 13 menunjukkan tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
Nomor 14 menunjukkan ghunah cara membacanya masuk dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
Nomor 15 menunjukkan tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
Nomor 16 menunjukkan mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.

Setelah membaca analisis dan juga penjelasannya. Maka kita akan semakin paham tentang hukum tajwidnya.

Kumpulan Hukum Tajwid Surat Yunus Ayat 40-41

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh teman-teman. Ketika kita hendak membaca ayat-ayat suci Al-Quran kita mesti memperhatikan yang namanya hukum tajwid. Di dalam Al-Quran kita menemukan banyak sekali hukum tajwid. Siapa saja yang membaca ayat-ayat Al-Quran tentu akan menemukan hukum tajwid.

Sebagaimana di berbagai ayat Al-Quran, terdapat pula berbagai hukum tajwid Surat Yunus ayat 40-41. Maksudnya, di sana kita akan ketemukan berbegai hukum di dua ayat tersebut. Mengapa pada kali ini kita langsung membahas ayat tersebut? Sebab ayat ini begitu banyak dibahas. Di dalam ayat tersebut juga sering diulas dalam berbagai pengajian.

Penulis pada kali ini berkeinginan untuk mengulas dari sisi hukum tajwidnya. Ini menjadi penting karena teman-teman akan terbantu ketika membaca ayat tersebut. Kalau kita tidak tahu mengenai hukum tajwid maka akan kesulitan membaca sebuah ayat dengan benar. Maka di sore ini, kami mengajak teman-teman mengetahui aneka hukum tajwid pada ayat 40 dan 41 Surat Yunus tersebut.

Pada ayat 40, hukum tajwid yang ada di situ diantaranya:

  1. مِنْهُمْ hukum tajwidnya idzhar sebab huruf nun sukun bertemu huruf ha. Cara bacanya dengan jelas dan tidak berdengung.
  2. وَمِنْهُمْ مَّنْ يُّؤْمِنُ hukum tajwidnya idgham mislain dikarenakan hurum mim sukun bertemu huruf mim. Cara bacanya dengan masuk berdengung serta ditahan.
  3. مَّنْ لَّا hukum tajwidnya idgham bilagunnah disebabkan huruf nun sukun bertemu huruf lam. Cara bacanya melebur dan bunyi nun hilang.
  4. بِالْمُفْسِدِيْنَ hukum tajwidnya mad arid lissukun dikarenakan adanya huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyah yang diwaqaf. Cara bacanya dengan panjang selama dua hingga enam harakat.

Pada ayat 41, hukum tajwid yang ada di situ diantaranya:

  1. وَاِنْ كَذَّ hukum tajwidnya ikhfa dikarenakan huruf nun sukun bertemu huruf hijaiyah kaf. Cara bacanya dengan samar serta dengung. Termasuk pula ditahan dalam pembacaannya.
  2. كَذَّبُوْكَ hukum tajwidnya mad thobii disebabkan huruf ba berharakat dhamah bertemu huruf wau sukun. Cara bacanya dipanjangkan selama dua harakat.
  3. عَمَلِيْ hukum tajwidnya mad thobii disebabkan huruf lam berharakat kasrah bertemu huruf ya sukun. Cara bacanya dengan dipanjangkan selama dua harakat.
  4. وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ hukum tajwidnya idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ‘ain. Cara bacanya dengan jelas dan tidak berdengung.
  5. َنْتُمْ hukum tajwidnya ikhfa dikarenakan huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara bacanya dengan samar dan berdengung. Juga perlu ditahan dalam membacanya.
  6. بَرِيْٓـُٔوْنَ hukum tajwidnya mad wajib muttasil dikarenakan huruf ra berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya bertemu huruf hamzah dalam satu kata. Cara bacanya dengan panjang lima harakat.
  7. مِمَّاۤ اَعْمَلُ hukum tajwidnya mad jaiz munfasil dikarenakan huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya bertemu huruf hamzah di lain kata. Cara bacanya dengan panjang dua, empat atau lima harakat.
  8. مِّمَّا hukum tajwidnya idgham mislain dikarenakan hurum mim sukun bertemu huruf mim. Cara bacanya dengan masuk berdengung serta ditahan.
  9. تَعْمَلُوْنَ hukum tajwidnya mad arid lissukun dikarenakan adanya huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyah yang diwaqaf. Cara bacanya dengan panjang selama dua hingga enam harakat.

Itulah beberapa hukum bacaan pada Surat Yunus ayat 40 dan 41. Selain membahas hukum tajwid dari kedua ayat ini. Kita pun perlu untuk mengetahui arti atau terjemahan dari ayat tersebut. Artinya adalah:
untuk ayat 40:
Di antara mereka ada orang yang beriman padanya (Al-Qur’an), dan di antara mereka ada (pula) orang yang tidak beriman padanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
untuk ayat 41:
Jika mereka mendustakanmu (Nabi Muhammad), katakanlah, “Bagiku perbuatanku dan bagimu perbuatanmu. Kamu berlepas diri dari apa yang aku perbuat dan aku pun berlepas diri dari apa yang kamu perbuat.”

Demikian pembahasan kita kali ini. Moga memberi manfaat buat semuanya.

Inilah Hukum Tajwid Surat Al-Maidah Ayat 32

Assalamualaikum wr.wb. Kabar baik teman-teman semuanya? Ini ada sesuatu yang perlu untuk kita bahas di hari ini. Kita mau membahas mengenai hukum tajwid dari ayat Al-Quran. Tepatnya membahas hukum tajwid Surat Al-Maidah ayat 32. Yuk langsung saja kita simak.

Setelah teman-teman melihat ayat di atas, tentu kalian akan bertanya-tanya mengenai angka-angka di bawah ayat tersebut. Angka-angka tersebut menunjukkan hukum tajwid Surat Al-Maidah ayat 32. Baiklah teman-teman, langsung disimak saja selengkapnya di bawah ini.
Nomor 1 menunjukkan hukum idzhar dan cara membacanya secara jelas. Huruf nun sukun bertemu hamzah.
Nomor 2 menunjukkan hukum qalqalah sughra dan cara membacanya dengan huruf jim dipantulkan.
Nomor 3 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf dzal berharakat fathah tegak. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 4 menunjukkan hukum qalqalah sughra dan cara membacanya dengan huruf ba dipantulkan.
Nomor 5 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf lam berharakat fathah tegak. Membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan hukum mad jaiz munfasil dikarenakan mad thabii bertemu hamzah di lain kata. Cara membacanya dipanjangkan 2,4,5 harakat.
Nomor 7 menunjukkan hukum mad wajib muttashil disebabkan mad thabii bertemu hamzah dalam satu kata. Cara membacanya panjang 4 atau 5 harakat.
Nomor 8 menunjukkan hukum mad shilah qashirah sebab huruf ha yang berfungsi sebagai kata ganti bertemu huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 9 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf qaf. Cara membacanya samar.
Nomor 10 menunjukkan hukum iqlab karena huruf sin berharakat fathah tanwin bertemu huruf ba. Cara membacanya tanwin berubah menjadi mim.
Nomor 11 menunjukkan hukum idzhar dan cara membacanya secara jelas. Huruf sin berharakat kasrah tanwin bertemu hamzah.
Nomor 12 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf dal berharakat kasrah tanwin bertemu huruf fa. Cara membacanya samar.
Nomor 13 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 14 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif. Membacanya panjang 2 harakat. Selain itu ada hukum ghunnah di sini. Disebabkan nun berharakat tasydid. Cara membacanya dengan dengung dan ditahan.
Nomor 15 menunjukkan hukum idzhar dan cara membacanya secara jelas. Huruf nun sukun bertemu hamzah.
Nomor 16 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf ha berharakat fathah bertemu alif. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 17 menunjukkan hukum mad jaiz munfasil dikarenakan mad thabii bertemu hamzah di lain kata. Cara membacanya dipanjangkan 2,4,5 harakat.
Nomor 18 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif. Membacanya panjang 2 harakat. Selain itu ada hukum ghunnah di sini. Disebabkan nun berharakat tasydid. Cara membacanya dengan dengung dan ditahan.
Nomor 19 menunjukkan hukum qalqalah sughra dan cara membacanya dengan huruf dal dipantulkan.
Nomor 20 menunjukkan hukum mad wajib muttashil disebabkan mad thabii bertemu hamzah dalam satu kata. Cara membacanya panjang 4 atau 5 harakat.
Nomor 21 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 22 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah tegak. Membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 23 menunjukkan hukum ghunnah disebabkan nun berharakat tasydid. Cara membacanya dengan dengung dan ditahan.
Nomor 24 menunjukkan hukum idgham bighunnah disebabkan huruf ra berharakat fathah tanwin bertemu dengan huruf mim bertasydid. Cara membacanya dengan masuk ke huruf mim dan berdengung.
Nomor 25 menunjukkan hukum ikhfa syafawi karena huruf mim sukun bertemu huruf ba. Cara membacanya samar serta berdengung dan ditahan.
Nomor 26 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf dzal berharakat fathah tegak. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 27 menunjukkan hukum mad arid lissukun dikarenakan mad thabii bertemu huruf yang diwaqaf dan cara membacanya panjang 2 hingga 6 harakat.

Nah, itulah hukum tajwid Surat al-Maidah ayat 32. Begitu lengkap uraiannya. Saya yakin ini akan sedikit banyak membantu teman-teman dalam memahani hukum tajwid. Khususnya pada ayat 32 tersebut. Sampai di sini bila ada kurang lebihnya kami mohon maaf. Sampai berjumpa kembali pada pertemuan yang akan datang dalam pembahasan yang lainnya.

Analisis Hukum Tajwid Surat Al-Anfal Ayat 72

Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Pada pagi hari yang cerah dengan matahari mulai bersinar ini kami akan menulis sebuah artikel menarik. Kami akan menuliskan hasil analisis hukum tajwid dari Surat di dalam Al-Quran. Tepatnya pada Surat Al-Anfal Ayat 72. Harapan kami dengan kita belajar kaidah tajwid pada ayat tersebut maka kita nanti bisa membacanya dengan baik dan benar. Baiklah, kita langsung saja simak uraian tajwidnya di bawah ini.

Analisis Hukum Tajwid Surat Al-Anfal Ayat 72

Penjelasanya adalah sebagai berikut:

  1. hukumnya mad asli atau mad thobi’i karena huruf dzal berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  2. hukumnya mad thobi’i karena huruf ra berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  3. hukumnya idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf wau. Cara membacanya dengan jelas.
  4. hukumnya ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf fa. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf fa.
  5. hukumnya tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah lam berharakat kasrah. Cara membacanya tipis.
  6. hukumnya mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang selama 2, 4 atau 5 harakat.
  7. hukumnya mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
  8. hukumnya idgham mislain karena huruf mim bersukun bertemu huruf mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
  9. hukumnya mad thobi’i karena huruf ta’ berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  10. hukumnya idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf fa. Cara membacanya dengan jelas.
  11. hukumnya mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  12. hukumnya mad layin atau lin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf ba’ berharakat fathah. Dibaca panjang selama 2 harakat.
  13. hukumnya mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya panjang selama 2 sampai 6 harakat.

Itulah analisis hukum tajwid surat Al-Anfal ayat 72 secara lengkap dengan alasannya. Kita tentu sangat membutuhkan analisis seperti ini. Dengan kita mengetahui hukum tajwidnya maka membaca Al-Quran khususnya pada ayat tersebut akan dirasakan lebih mudah dan bacaannya pun nanti akan lebih baik. Tepat sesuai kaidah tajwid. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Hukum Tajwid Surat Ibrahim Ayat 7 Disertai Alasannya

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Kita akan belajar tentang ilmu tajwid. Khususnya pada surat Ibrahim ayat 7 ini. Kita bisa membaca ayat tersebut dengan baik bila mana mengetahui hukum-hukum tajwid yang ada pada ayat tersebut. Jadi, pengetahuan tentang hukum-hukum tajwid ini menjadi persoalan yang penting lho. Gak boleh kita tinggalkan. Untuk itu marilah kita simak uraian lengkapnya berikut ini.

Hukum Tajwid Surat Ibrahim Ayat 7

Keterangan dari angka-angka di bawah ayat tersebut adalah:

  1. Hukumnya idzhar syafawi sebab huruf mim bertemu huruf selain nun dan mim. Dalam hal ini bertemu huruf lam. Membacanya dengan jelas dan tidak berdengung.
  2. Hukumnya ikhfa sebab huruf nun sukun bertemu dengan huruf syin. Cara membacanya dengan samar dan ditahan selama tiga harakat. Saat lidah mengucapkan huruf nun maka sikap lidah dan bibir hendaknya dipersiapkan menempati huruf syin.
  3. Hukumnya idzhar syafawi sebab huruf mim bertemu huruf selain nun dan mim. Dalam hal ini bertemu huruf lam. Membacanya dengan jelas dan tidak berdengung.
  4. Hukumnya mad thobii karena huruf zai berharakat kasrah diikuti oleh huruf ya bersukun. Dibaca panjang dua harakat.
  5. Hukumnya ghunnah karena huruf nun berharakat tasydid. Cara membacanya ditahan selama tiga harakat.
  6. Hukumnya idzhar syafawi sebab huruf mim bertemu huruf selain nun dan mim. Dalam hal ini bertemu huruf wau berharakat fathan. Membacanya dengan jelas dan tidak berdengung.
  7. Hukumnya ikhfa sebab huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Untuk cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Mengenai pengucapan seperti dalam bunyi “ng”.
  8. Hukumnya idzhar syafawi sebab huruf mim bertemu huruf selain nun dan mim. Dalam hal ini bertemu huruf hamzah berharakat kasrah. Membacanya dengan jelas dan tidak berdengung.
  9. Hukumnya ghunnah karena huruf nun berharakat tasydid. Cara membacanya ditahan selama tiga harakat.
  10. Hukumnya mad thobii karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif. Dibaca panjang dua harakat.
  11. Hukumnya mad thobii karena huruf ba berharakat kasrah diikuti oleh huruf ya bersukun. Dibaca panjang dua harakat.
  12. Hukumnya mad thobii karena huruf dal berharakat kasrah diikuti oleh huruf ya bersukun. Dibaca panjang dua harakat.
  13. Hukumnya qolqolah kubra. Karena huruf dal diakhir ayat dan diwaqaf sehingga dibaca secara memantul tebal.

Untuk arti bahasa Indonesia dari Surat Ibrahim ayat 7, ialah: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Nah, selesai juga kan membaca analisisnya? Kita tinggal mempraktekkannya di dalam bacaan Al-Quran kita sehari-hari. Khususnya bila membaca ayat tersebut. Semoga memberi manfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.