Belajar Hukum Bacaan Surat Al-Isra Ayat 32

Ada banyak tempat untuk belajar. Kita tidak sulit untuk mencari tempat belajar. Diantara banyak sumber belajar itu kita bisa memilih salah satu. Tidak harus banyak atau semua sumber belajar kita pilih. Ada satu saja sumber belajar maka kita sudah bisa belajar akan sesuatu. Termasuk dalam hal ini, saat kita belajar tentang ilmu tajwid.

Mempelajari hukum bacaan Surat Al-Isra ayat 32 misalnya. Kita bisa pakai sumber belajar berupa tulisan yang ada di blog ini. Kami berupaya untuk menuliskan masalah tajwid ini. Khususnya pada sebuah ayat yakni Surat Al-Isra ayat 32. Kala kita ingin membaca ayat tersebut maka harus tahu dulu tajwidnya.

Dari mempelajari masalah tajwid pada sebuah ayat. Kita akhirnya bisa membaca sebuah ayat dengan baik. Bacaan menjadi begitu tartil dan lancar lagi. Teman-teman, mari kita langsung simak uraian hukum tajwid dari Surat Al-Isra ayat 32 ini.

Penjelasan lengkapnya yakni:
Nomor 1 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 2 menunjukkan qalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf’ disukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
Nomor 3 menunjukkan alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah zai. Dibaca idgham (masuk ke huruf zai).
Nomor 4 menunjukkan ghunnah karena nun bertasydid. Cara membacanya dengung dengan ditahan sampai 3 harakat.
Nomor 5 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf kaf berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf fa berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 7 menunjukkan mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
Nomor 8 menunjukkan mad ‘iwadh karena lam alif berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.

Tidak begitu sulit kalau kita ingin belajar. Tak salah kalau kita membaca selalu hasil analisis tajwid. Sebab dari situ kita akan memiliki modal yang besar. Pada akhirnya, nanti kita bisa membaca ayat-ayat Al-Quran dengan lancar dan benar sesuai dengan kaidahnya.

Analisa Hukum Bacaan Surat Al-Isra Ayat 70

Belajar ilmu tajwid bukanlah sesuatu yang sulit. Ada anggapan sulit ini bagi mereka yang mungkin belum memulainya. Hanya dengar dari kata orang. Tetapi bila seseorang telah mulai mempelajarinya maka yang sulit itu akan menjadi mudah. Sebab kalau sudah belajar akan tahu seperti apa ilmu tajwid itu.

Seperti pada kali ini kita akan mempelajari hukum bacaan Surat Al-Isra ayat 70. Salah satu ayat yang ada di kitab suci Al-Quran. Kalau kita ingin bisa membaca ayat tersebut secara benar atau sesuai dengan kaidah tajwid maka sangatlah perlu kita belajar dulu. Khususnya belajar mengenai hukum-hukum bacaan yang ada di ayat tersebut.

Tidak lama untuk bisa mempelajarinya. Cukup luangkan waktu sebentar dan nantinya kita akan banyak tahu mengenai hukum-hukum bacaan pada ayat 70 ini. Teman-teman, kami ajak menyimak pembahasan hukum tajwid di ayat 70 surat Al-Isra. Selamat menyimaknya berikut ini.

Kemudian, mari kita membaca penjelasan analisanya berikut:
Nomor 1 menunjukkan hukum qalqalah sugra disebabkan huruf dal berharakat sukun. Cara membacanya dengan dipantulkan tetapi secara ringan.
Nomor 2 menunjukkan hukum idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf nun. Dengan cara membacanya dengan jelas.
Nomor 3 menunjukkan hukum mad jaiz munfasil dikarenakan mad thabii bertemu hamzah di lain kata. Cara membacanya dipanjangkan 2,4,5 harakat.
Nomor 4 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah tegak. Sedangkan cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 5 menunjukkan hukum qalqalah sugra disebabkan huruf qaf berharakat sukun. Cara membacanya dengan dipantulkan tetapi secara ringan.
Nomor 6 menunjukkan hukum idgham mislain karena huruf mim bersukun bertemu huruf mim. Cara membacanya masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
Nomor 7 menunjukkan hukum alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah tha. Dibaca idgham atau masuk ke huruf tha
Nomor 8 menunjukkan hukum idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf ‘ain. Untuk membacanya dengan jelas.
Nomor 9 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf tsa berharakat kasrah bertemu huruf ya sukun. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 10 menunjukkan hukum idgham bighunnah karena huruf ra berharakat kasrah tanwin bertemu huruf mim bertasydid. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
Nomor 11 menunjukkan hukum qalqalah sugra disebabkan huruf qaf berharakat sukun. Cara membacanya dengan dipantulkan tetapi secara ringan.
Nomor 12 menunjukkan hukum mad ‘iwadh karena lam berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya untuk tanwin dihilangkan dan dibaca panjang 2 harakat.

Demikian kita menganalisis hukum bacaan dari Surat Al-Isra ayat 70. Tidak sulit kalau kita telah belajar tajwid. Semua menjadi mudah. Kita pun bisa membaca secara tartil nantinya.

Manfaat Mempelajari Tajwid Surat Al-Quraisy

Mempelajari tajwid dalam membaca Al-Qur’an merupakan kewajiban bagi setiap Muslim untuk memastikan bacaan yang benar dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Salah satu surat yang sering dipelajari adalah Surat Al-Quraisy. Surat ini terdiri dari empat ayat yang ringkas namun penuh makna.

Artikel kali ini akan membahas manfaat mempelajari tajwid dari Surat Al-Quraisy dan bagaimana penerapannya dapat meningkatkan kualitas bacaan dan pemahaman Al-Qur’an. Namun, sebelumnya marilah kita simak dulu terjemahan dari Surat Al-Quraisy. Mengenai suratnya bisa teman-teman buka di dalam Kitab Suci Al-Quran. Tepatnya di juz ke-30.

Teks Terjemah Surat Al-Quraisy

Berikut adalah Surat Al-Quraisy dalam terjemahannya:
Terjemahan:

  1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
  2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
  3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah).
  4. Yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Manfaat Mempelajari Tajwid Surat Al-Quraisy

  1. Memperbaiki Bacaan Al-Qur’an
    Mempelajari tajwid membantu memperbaiki bacaan Al-Qur’an sehingga sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Bacaan yang benar tidak hanya menyenangkan untuk didengar tetapi juga memudahkan dalam pemahaman dan penghayatan makna ayat.
  2. Menjaga Keaslian Al-Qur’an
    Dengan mempelajari tajwid, pembaca Al-Qur’an dapat menjaga keaslian dan kemurnian bacaan seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pesan dan ajaran Al-Qur’an tidak berubah.
  3. Meningkatkan Kualitas Ibadah
    Bacaan yang baik dan benar sesuai tajwid dapat meningkatkan kekhusyukan dalam shalat dan tilawah harian. Ketika bacaan Al-Qur’an dilakukan dengan tajwid yang benar, hati dan pikiran lebih mudah fokus, sehingga kualitas ibadah meningkat.
  4. Memperoleh Pahala yang Lebih Besar
    Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an dengan tajwid yang benar akan mendapatkan pahala. Mempelajari dan menerapkan tajwid dalam membaca Surat Al-Quraisy akan menambah pahala dan keberkahan.
  5. Memahami Makna dan Pesan Ayat
    Tajwid tidak hanya membantu dalam bacaan yang benar tetapi juga dalam memahami makna dan pesan ayat. Dengan bacaan yang jelas dan benar, pesan yang terkandung dalam Surat Al-Quraisy dapat dipahami dan dihayati dengan lebih baik.

Mempelajari tajwid dari Surat Al-Quraisy membawa banyak manfaat yang signifikan bagi pembaca Al-Qur’an. Selain memperbaiki kualitas bacaan dan menjaga keaslian Al-Qur’an, juga meningkatkan kualitas ibadah dan pemahaman terhadap makna ayat. Dengan memahami dan menerapkan hukum tajwid, setiap Muslim dapat membaca Al-Qur’an dengan cara yang benar atau tartil dan khusyuk pula.

Ini tidak hanya meningkatkan keimanan tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk terus belajar dan mengamalkan tajwid dalam membaca Al-Qur’an agar dapat meraih pahala dan keberkahan yang besar.

Hukum Tajwid Surat Al-Qariah

Surat Al-Qari’ah merupakan surat ke-101 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 11 ayat. Surat ini termasuk dalam kategori surat Makkiyah. Dalam membaca Al-Qur’an, sangat penting untuk memperhatikan hukum tajwid agar bacaan menjadi benar dan sesuai dengan kaidah.

Seperti pada hukum tajwid Surat Al-Qariah ini. Tiap hari atau setidaknya dalam sepekan mungkin kita membaca surat tersebut. Terutama ketika kita menjalankan ibadah shalat. Baik itu shalat wajib lima waktu maupun shalat sunah. Setelah membaca Surat Al-Fatihah maka langsung membaca diantaranya surat Al-Qariah ini.

Teman-teman. Untuk menambah ilmu kita tentang Al-Quran. Khususnya pada surat tersebut. Mari kita simak hukum tajwidnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai hukum tajwid dalam surat Al-Qari’ah.

Ayat 1:
الْقَارِعَةُ

Alif Lam Syamsiyyah (الْقَارِعَةُ): Huruf “lam” tidak dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “qaf” yang merupakan huruf syamsiyyah. Huruf syamsiyyah menyebabkan “lam” menjadi idgham atau melebur ke dalam huruf berikutnya.
Mad Thabi’i (الْقَارِعَةُ): Huruf “alif” setelah “qaf” dibaca panjang dua harakat.

Ayat 2:
مَا الْقَارِعَةُ

Mad Thabi’i (مَا): Huruf “alif” dibaca panjang dua harakat.
Alif Lam Syamsiyyah (الْقَارِعَةُ): Sama seperti pada ayat pertama, “lam” tidak dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “qaf”.

Ayat 3:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ

Mad Thabi’i (وَمَا): Huruf “alif” dibaca panjang dua harakat.
Mad Thabi’i (أَدْرَاكَ): Huruf “alif” setelah “ra” dibaca panjang dua harakat.
Alif Lam Syamsiyyah (الْقَارِعَةُ): Sama seperti pada ayat sebelumnya, “lam” tidak dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “qaf”.

Ayat 4:
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ

Idgham Bilaghunnah (يَوْمَ يَكُونُ): Huruf “nun” diikuti oleh “ya” sehingga terjadi idgham bilaghunnah, yaitu melebur tanpa dengung.
Alif Lam Syamsiyyah (النَّاسُ): “Lam” tidak dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “nun”.
Alif Lam Qamariyyah (كَالْفَرَاشِ): “Lam” dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “fa”, yang merupakan huruf qamariyyah.
Alif Lam Qamariyyah (الْمَبْثُوثِ): “Lam” dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “mim”.

Ayat 5:
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ

Alif Lam Qamariyyah (الْجِبَالُ): “Lam” dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “jim”.
Alif Lam Qamariyyah (الْعِهْنِ): “Lam” dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “ain”.
Alif Lam Qamariyyah (الْمَنفُوشِ): “Lam” dibaca jelas karena bertemu dengan huruf “mim”.

Ayat 6:
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ

Ghunnah Musyaddadah (فَأَمَّا): Huruf “mim” yang bertasydid dibaca dengan dengung.
Idgham Ma’al Ghunnah (مَن ثَقُلَتْ): “Nun sukun” bertemu dengan huruf “tsa” menyebabkan idgham dengan dengung.

Ayat 7:
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ

Iqlab (فَهُوَ فِي): Tidak ada hukum tajwid khusus.
Idgham Bilaghunnah (عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ): “Nun sukun” bertemu dengan huruf “ra” menyebabkan idgham tanpa dengung.

Ayat 8:
وَأَمَّا مَن خَفَّتْ مَوَازِينُهُ

Ghunnah Musyaddadah (وَأَمَّا): Huruf “mim” yang bertasydid dibaca dengan dengung.
Idgham Ma’al Ghunnah (مَن خَفَّتْ): “Nun sukun” bertemu dengan huruf “kha” menyebabkan idgham dengan dengung.

Ayat 9:
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ

Mad Thabi’i (فَأُمُّهُ): Huruf “alif” setelah “mim” dibaca panjang dua harakat.
Ayat 10:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ

Mad Thabi’i (وَمَا): Huruf “alif” dibaca panjang dua harakat.
Mad Thabi’i (أَدْرَاكَ): Huruf “alif” setelah “ra” dibaca panjang dua harakat.
Mad Thabi’i (مَا هِيَهْ): Huruf “alif” dibaca panjang dua harakat.

Ayat 11:
نَارٌ حَامِيَةٌ

Mad Thabi’i (نَارٌ): Huruf “alif” dibaca panjang dua harakat.
Mad Thabi’i (حَامِيَةٌ): Huruf “alif” setelah “ha” dibaca panjang dua harakat.

Dengan memahami dan menerapkan hukum tajwid dalam surat Al-Qari’ah, kita dapat membaca Al-Qur’an dengan lebih baik dan benar. Ini tidak hanya penting untuk keindahan bacaan, tetapi juga untuk menjaga keaslian dan makna dari setiap ayat. Latihan dan belajar terus-menerus merupakan kunci peting dalam penguasaan ilmu tajwid.

Analisa Hukum Bacaan Surat Al-Qasas Ayat 85

Hampir tiap hari kita membaca buku. Tidak lupa kita membaca kitab suci Al-Quran yang mulia. Sebab dengan membacanya kita menjadi orang yang amat beruntung. Baik itu untuk sekarang ini di dunia. Maupun untuk nanti ketika di akhirat kelak. Sebelum baca ayat Quran maka kita mesti pelajari hukum bacaannya.

Salah satu yang kita lakukan yakni kita baca analisa hukum bacaan Surat Al-Qasas ayat 85. Ini memang hal yang tidak sulit untuk dilakukan. Asalkan kita memang berniat betul. Meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan hal tersebut. Meskipun juga gak banyak pula waktu yang kita butuhkan.

Teman-teman pembaca yang budiman. Mari kita terjung langsung menguraikan hukum tajwid atau bacaanya berikut ini.

Selanjutnya, mari kita membaca penjelasan analisanya berikut:
Nomor 1 menunjukkan hukum ghunnah disebabkan nun berharakat tasydid. Cara membacanya dengan dengung dan ditahan.
Nomor 2 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf dzal berharakat kasrah bertemu huruf ya sukun. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 3 menunjukkan hukum mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 4 menunjukkan hukum mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 5 menunjukkan hukum mad wajib muttashil disebabkan mad thabii bertemu hamzah dalam satu kata. Cara membacanya panjang 4 atau 5 harakat.
Nomor 6 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf lam berharakat fathah tegak. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 7 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf dal berharakat kasrah tanwin bertemu huruf qaf. Cara membacanya samar mirip dengan suara “NG”. Ditahan juga selama 3 harakat.
Nomor 8 menunjukkan hukum mad jaiz munfasil dikarenakan mad thabii bertemu hamzah di lain kata. Cara membacanya dipanjangkan 2,4,5 harakat.
Nomor 9 menunjukkan hukum mad wajib muttashil disebabkan mad thabii bertemu hamzah dalam satu kata. Cara membacanya panjang 4 atau 5 harakat.
Nomor 10 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf dal berharakat fathah tegak. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 11 menunjukkan hukum idzhar dan cara membacanya secara jelas. Huruf nun sukun bertemu huruf ha.
Nomor 12 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf fa berharakat kasrah dan disertai dengan huruf ya sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 13 menunjukkan hukum idgham bighunnah disebabkan huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu dengan huruf mim bertasydid. Cara membacanya dengan masuk ke huruf wau dan berdengung.
Nomor 14 menunjukkan hukum mad arid lissukun dikarenakan mad thabii bertemu huruf yang diwaqaf dan cara membacanya panjang 2 hingga 6 harakat.

Begitulah hasil analisanya. Sudi kiranya teman-teman meluangkan waktu mendalaminya. Termasuk yang terpenting ialah mempraktekkannya. Atau mengamalkannya.

Kumpulan Hukum Tajwid Surat An-Nisa Ayat 59

Tidak salah bila kita belajar kumpulan hukum tajwid Surat An-Nisa ayat 59. Pagi di hari libur ini memang amat tepat kita gunakan untuk belajar. Waktu yang luang ini sangat berharga lho. Bayangkan selama sepekan terakhir saat kita di tempat kerja. Sudah sibuk dengan ragam kegiatan kantor yang tidak pernah berhenti. Pekerjaan selalu datang silih berganti.

Setelah kita punya waktu dan isi dengan hal yang positif. Nanti kita tinggal memetik hasilnya. Akan banyak manfaat yang menyenangkan di hati. Kita bisa baca ayat Al-Quran secara tartil itu lebih dari kita mendapatkan rezeki berupa uang. Karena balasan dari amalan kebaikan itu berupa kebaikan yang banyak pula.

Mari teman-teman kita belajar langsung mengenai hukum tajwidnya. Tidak lupa untuk menyiapkan bolpen dan buku tulis untuk sekedar corat coret misalnya diperlukan. Selamat belajar ya.

Jangan lupa pula untuk membaca penjelasannya berikut:
Nomor 1 menunjukkan hukum mad jaiz munfasil dikarenakan mad thabii bertemu hamzah di lain kata. Cara membacanya dipanjangkan 2,4,5 harakat.
Nomor 2 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf dzal berharakat kasrah bertemu huruf ya sukun. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 3 menunjukkan hukum mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 4 menunjukkan hukum mad jaiz munfasil dikarenakan mad thabii bertemu hamzah di lain kata. Cara membacanya dipanjangkan 2,4,5 harakat.
Nomor 5 menunjukkan hukum tahkim karena sebelum lafadz Allah adalah huruf hijaiyah ‘ain berharakat dhamah.
Nomor 6 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf sin berharakat dhamah dan disertai dengan huruf wau sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 7 menunjukkan hukum idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf ra. Cara membacanya dengan jelas.
Nomor 8 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar mirip dengan suara “NG”. Ditahan juga selama 3 harakat.
Nomor 9 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar.
Nomor 10 menunjukkan hukum idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf fa. Cara membacanya dengan jelas.
Nomor 11 menunjukkan hukum mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf syin berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 12 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf hamzah berharakat kasrah tanwin bertemu huruf fa. Cara membacanya samar.
Nomor 13 menunjukkan hukum tahkim karena sebelum lafadz Allah adalah huruf hijaiyah lam berharakat fathah.
Nomor 14 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar mirip dengan suara “NG”. Ditahan juga selama 3 harakat.
Nomor 15 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat dhamah dan disertai dengan huruf wau sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 16 menunjukkan hukum mad lin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ya berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 17 menunjukkan hukum mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 18 menunjukkan hukum mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf kha berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 19 menunjukkan hukum idgham bighunnah disebabkan huruf ra berharakat dhamah tanwin bertemu dengan huruf wau tasydid. Cara membacanya dengan masuk ke huruf wau dan berdengung.
Nomor 20 menunjukkan hukum mad ‘iwadh karena lam alif berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.

Demikianlah hasil analisis tajwidnya. Jika terdapat kurang lebihnya kami memohon maaf. Harapan kami, segala yang kami tulis ini bisa memberi manfaat buat seluruh pembaca yang berbahagia di mana saja.

Inilah Kumpulan Hukum Tajwid Surat At-Taubah Ayat 105

Belajar lagi dan terus belajar. Ini merupakan budaya yang sudah semestinya kita lakukan. Tidak terbatas pada usia maupun waktu tertentu. Seluruh aktivitas kehidupan kita mesti dilakukan tanpa meninggalkan belajar. Sebab belajar akan meningkatkan ilmu dan kapasitas kita.

Tidak terkecuali dengan belajar terkait hukum agama Islam. Memang banyak sekali ilmu mengenai agama Islam ini. Satu yang begitu penting adalah mengenal hukum tajwid. Ini berkait erat dengan bagaimana cara membaca Al-Quran yang benar. Supaya bacaan Al-Quran kita benar dan tartil (istilah bacaan yang tepat dan baik).

Membahas analisis hukum tajwid Surat At-Taubah ayat 105 salah satu yang jadi prioritas. Sebagian waktu di hari ini alangkah baiknya kita gunakan membaca Al-Quran. Namun, sebelumnya kita mesti mengetahui analisis tajwidnya terlebih dahulu. Supaya apa? Agar kita bisa tartil dalam bacaanya.

Oke, teman-teman kami ajak langsung melihat analisisnya ya. Silakan menyimaknya dengan perlahan supaya bisa lebih paham.

tajwid surat at-taubah ayat 105

Jangan lupa pula untuk membaca penjelasannya berikut:
Nomor 1 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf lam berharakat dhamah dan disertai dengan huruf wau sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 2 menunjukkan hukum tahkim karena sebelum lafadz Allah adalah huruf hijaiyah ra berharakat fathah. Cara bacanya dengan tebal.
Nomor 3 menunjukkan hukum idzhar syawafi dan cara membacanya secara jelas. Ini karena furuf mim sukun bertemu huruf wau.
Nomor 4 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf sin berharakat dhamah dan disertai dengan huruf wau sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 5 menunjukkan hukum mad shilah qasirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah yaitu huruf wau. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan hukum alif lam qamariyah sebab huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca secara jelas.
Nomor 7 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat dhamah dan disertai dengan huruf wau sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 8 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf lam berharakat fathah berdiri. Sesudahnya tidak bertemu huruf hamzah dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 9 menunjukkan hukum mad lin sebab huruf ya sukun didahului huruf hijaiyah berharakat fathah. Dalam hal ini didahului huruf ghain. Cara bacanya panjang 2 harakat.
Nomor 10 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf ha berharakat fathah. Sesudahnya tidak bertemu huruf hamzah dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 11 menunjukkan hukum ikhfa syafawi karena huruf mim sukun bertemu huruf ba. Dibaca secara samar serta berdengung dan ditahan.
Nomor 12 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dan ditahan selama 3 harakat.
Nomor 13 menunjukkan hukum mad arid lissukun dikarenakan mad thabii bertemu huruf yang diwaqaf dan cara membacanya panjang 2 hingga 6 harakat.

Itulah hasil analisis tajwidnya. Ada kurang lebihnya kami memohon maaf. Mudah-mudahan, apa yang kami tulis ini memberikan banyak manfaat untuk seluruhnya saja.

Kumpulan Hukum Tajwid Surat Al-Hujurat Ayat 13

Ada saja kegiatan yang kita kerjakan hari ini. Dari membersihkan rumah yang selama sepekan kita sudah gak sempat. Karena sibuknya aktivitas pekerjaan dan urusan lainnya. Wajarlah karena kami seorang karyawan. Mesti harus berangkat pagi dan pulang sore. Terkadang malah petang baru sampe di rumah.

Rutinitas yang dilakukan setiap hari. Demi sebuah pekerjaan hal itu dilakukan guna mendapatkan pendapatan sehingga bisa menafkahi seluruh anggota keluarga. Kegiatan selain bersih-bersih rumah tentu ada juga yang lainnya. Yang tidak pernah untuk ditinggalkan adalah mengaji. Seperti pada kali sore hari ini akan mengkaji ayat-ayat Al-Quran.

Terkhusus mengenai analisa hukum tajwid Surat Al-Hujurat ayat 13. Kami memilih ayat ini karena dalam menganalisis tajwid mesti harus se ayat terlebih dahulu. Fokus pada sebuah ayat agar benar-benar menguasai tajwidnya. Sampai akhirnya bisa membacanya secara tartil. Ini tujuan akhir dari pembelajaran tersebut.

Teman-teman pembaca blog rahma yang berbahagia. Saya ajak langsung untuk menyimak ulasan tajwid dari ayat 13 Surat Al-Hujurat.

Silakan pula membaca penjelasannya berikut:
Nomor 1 menunjukkan hukum mad jaiz munfasil dikarenakan mad thabii bertemu hamzah di lain kata. Cara membacanya dipanjangkan 2,4,5 harakat.
Nomor 2 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah dan disertai dengan huruf alif. Cara membacanya panjang 2 harakat. Di sini juga dibaca ghunnah karena nun berharakat tasydid.
Nomor 3 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah dan disertai dengan huruf alif. Cara membacanya panjang 2 harakat. Hukumnya juga ghunnah karena ada tasydidnya.
Nomor 4 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah tegak. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 5 menunjukkan hukum idgham mimi karena ada mim sukun bertemu huruf mim berharakat kasrah. Cara bacanya dengan dengung dan ditahan 3 harakat.
Nomor 6 menunjukkan hukum idgham bighunnah disebabkan huruf ra berharakat kasrah tanwin bertemu dengan huruf wau tasydid. Cara membacanya dengan masuk ke huruf wau dan berdengung.
Nomor 7 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf tsa. Cara membacanya samar.
Nomor 8 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf nun berharakat fathah tegak. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 9 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf ‘ain berharakat dhamah dan disertai dengan huruf wau sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 10 menunjukkan hukum idgham bighunnah disebabkan huruf ba berharakat fathah tanwin bertemu dengan huruf wau tasydid. Cara membacanya dengan masuk ke huruf wau dan berdengung.
Nomor 11 menunjukkan hukum mad wajib muttashil disebabkan mad thabii bertemu hamzah dalam satu kata. Cara membacanya panjang 4 atau 5 harakat.
Nomor 12 menunjukkan hukum mad thabii karena huruf fa berharakat dhamah dan disertai dengan huruf wau sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 13 menunjukkan hukum ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf dal. Cara membacanya samar.
Nomor 14 menunjukkan hukum tahkim karena sebelum lafadz Allah adalah huruf hijaiyah dal berharakat fathah.
Nomor 15 menunjukkan hukum tahkim karena sebelum lafadz Allah adalah huruf hijaiyah nun berharakat fathah.
Nomor 16 menunjukkan hukum idzhar dan cara membacanya secara jelas. Huruf mim berharakat dhamah tanwin bertemu kha.
Nomor 17 menunjukkan hukum mad arid lissukun dikarenakan mad thabii bertemu huruf yang diwaqaf dan cara membacanya panjang 2 hingga 6 harakat.

Demikian teman-teman penjelasannya. Mudah-mudahan memberikan banyak manfaat ya.

Menyimak Hukum Tajwid Surat Ali-Imran ayat 190 dan 191

Siap untuk belajar menjadi lebih baik. Itu sebuah pernyataan yang mulia bagi kita semua. Tiap orang ingin lebih baik dalam hidupnya. Apa pun bidang kehidupan itu. Entah itu sebuah kondisi keuangan, kesehatan, nama baik, dan lain sebagainnya. Ilmu agama pun ingin bertambah baik. Tidak terkecuali pada kemampuan menganalisis hukum tajwid sebuah ayat Al-Quran.

Tidak terkecuali juga pada kemampuan hukum tajwid Surat Ali-Imran ayat 190-191. Mengenai ilmu tajwid ini berkait langsung kepada bagaimana cara membaca ayat Al-Quran secara tartil atau tepat. Siapa saja seorang muslim yang ingin membaca ayat-ayat suci Al-Quran maka mestilah memahami ilmu tajwid.

Teman-teman yang berbahagia. Pada siang menjelang sore hari ini kami mau berbagi sedikit terkait hukum tajwid. Khususnya pada ayat 190 dan 191 ini. Mari kita langsung menyimaknya.

Keterangan lengkapnya:
Nomor 1 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Sedangkan tentang cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 2 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat fathah tegak. Mengenai tata cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 3 menunjukkan mad lin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Panjang 2 harakat dalam membacanya.
Nomor 4 menunjukkan alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah nun. Dibaca idgham (masuk ke huruf nun).
Nomor 5 menunjukkan mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan qalqalah kubra karena huruf qalqalah qaf diwaqaf. Mengenai membacanya dipantulkan lebih tebal.
Nomor 7 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu huruf bersukun, waqaf, dan tasydid. Juga tidak bertemu huruf hamzah. Lalu untuk cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 8 menunjukkan tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah berharakat fathah. Cara membacanya secara tebal.
Nomor 9 menunjukkan idgham bighunnah karena huruf mim berharakat fathah tanwin bertemu huruf wau. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
Nomor 10 menunjukkan idgham bighunnah karena huruf dal berharakat fathah tanwin kemudian bertemu huruf wau. Cara membacanya masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat
Nomor 11 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf nun berharakat dhammah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Mengenai membacanya dipanjangkan 2 harakat.
Nomor 12 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat dhammah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 13 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu huruf yang diwaqaf, hamzah, sukun, dan tasydid. Sedangkan tentang cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
Nomor 14 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 15 menunjukkan qalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf disukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
Nomor 16 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 17 menunjukkan qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba disukun dan posisinya di tengah kalimat. Terkait cara membacanya dipantulkan secara ringan.
Nomor 18 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, huruf yang waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 19 menunjukkan mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.

Demikian lah analisa hukum tajwid dari Surat Ali Imran ayat 190 dan 191. Bila sudah membaca analisisnya maka kita akan menjadi semakin paham. Kita akan menjadi orang yang siap untuk membaca ayat tersebut secara tartil. Inilah yang kita perlukan ketika hendak membaca ayat Al-Quran.

Menyimak Analisis Hukum Tajwid Surat Ali Imran Ayat 159

Belajar mengenai analisis hukum tajwid dari Al-Quran Surat Ali Imran ayat 159 memang tidak boleh kita tinggalkan. Aktivitas membaca hasil kajian analisis tajwid sudah termasuk proses belajar yang bagus. Hasilnya akan segera kita rasakan. Khususnya ketika kita membaca ayat tersebut.

Langsung saja teman-teman semua. Kita ulas analisa hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 159 di blog ini. Kami sebagai admin memang sudah beberapa bulan tidak update artikel. Kami mohon maaf atas ketidak nyamanan ini. Bukan karena malas menulis dan menuangkan ide atau gagasan. Namun dikarenakan begitu sibuknya aktivitas dari pekerjaan dan harian.

Alhamdulillah, kami akan mulai menulis lagi. Mudah-mudahan ke depan kami pun selalu diberi kemudahan untuk menulis di blog. Selamat menyimak analisa tajwidnya teman-teman.

hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 159

Setelah teman-teman menyimak ayatnya di atas, silakan membaca penjelasannya di bawah ini.
Nomor 1 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 2 menunjukkan idgham bighunnah karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu huruf mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat. Meski ada pula yang berpendapat bahwa cara menahannnya cukup 2 harakat.
Nomor 3 menunjukkan ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
Nomor 4 menunjukkan idzhar sebab huruf zha berharakat fathah tanwin bertemu huruf ghain. Dibaca jelas, tidak berdengung sama sekali.
Nomor 5 menunjukkan mad asli atau mad thabi’i karena huruf dad berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 6 menunjukkan mad layin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ha’ berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Nomor 7 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf wau. Dibaca jelas tidak dan tidak berdengung sama sekali.
Nomor 8 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf syin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Nomor 9 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf fa. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 10 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ra. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 11 menunjukkan mad asli atau mad thobi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang selama 2 harakat.
Nomor 12 menunjukkan idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ta. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
Nomor 13 menunjukkan tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
Nomor 14 menunjukkan ghunah cara membacanya masuk dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
Nomor 15 menunjukkan tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
Nomor 16 menunjukkan mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.

Setelah membaca analisis dan juga penjelasannya. Maka kita akan semakin paham tentang hukum tajwidnya.